web stats

Sabtu, 04 Oktober 2014

CARA INSTAL OS TANPA CD DAN USB FLASHDISK

Sebelumnya mungkin sudah banyak yang tahu kalau instal itu bisa juga dilakukan tanpa harus booting via cd atau USB Flashdisk,, Tapi yang belum mengetahuinya GIMANA?? pasti masih bingun, Kok bisa instal OS tanpa Harus Booting Via CD atau USB FLashdisk…… kebetulan!!! saya dah coba dan berhasil,, (waktu itu saya instal notebook Omku dengan Os windows 7, dan baru-baru ini saya instal windows vista) oke deh…. kita langsung aja………………. Tools yang di sediakan; 1. Kompi/laptop/notebook/netbook. kalau salah satu dari mereka ga’ ada,,, Terus apa yang mau di install 2. Virtual Clone Drive . Langkah 1 Istall Virtual Drive Clone Seperti Biasa. Setelah Selesai Instalnya… LANJUT!!!! Langkah 2 Mount file iso System Operasi yang mau Di istall(jika belum punya cari aja di Internet,banyak kok yang bertburan disana) Klik kanan pada file iso>mount (virtual clone Drive) Langkah 3 Tunggu sebentar hingga autorunnya berjalan,, (jika tdak jalan masuk ke drive Virtual Clone Drive Contoh Drive:K) dan klik file Setupnya. Terus ikuti semua instruksinya sampai selesai… Pada kasus ini saya menggunakan Windows Vista Home Edition Langkah 4 nikmati deh Kopinya sambil nungguin instalasinya selesai… terimakasih semoga bermanfaat

Selengkapnya......

Minggu, 01 Juni 2014

Dasar Dasar Elektronika ( Dioda )

DIODA Dioda adalah sambungan bahan p-n yang berfungsi terutama sebagai penyearah. Bahan tipe-p akan menjadi sisi anode sedangkan bahan tipe-n akan menjadi katode. Bergantung pada polaritas tegangan yang diberikan kepadanya, diode bisa berlaku sebagai sebuah saklar tertutup (apabila bagian anode mendapatkan tegangan positif sedangkan katodenya mendapatkan tegangan negatif) dan berlaku sebagi saklar terbuka (apabila bagian anode mendapatkan tegangan negatif sedangkan katode mendapatkan tegangan positif). Kondisi tersebut terjadi hanya pada diode ideal-konseptual. Pada diode faktual (riil), perlu tegangan lebih besar dari 0,7V (untuk diode yang terbuat dari bahan silikon) pada anode terhadap katode agar diode dapat menghantarkan arus listrik. Tegangan sebesar 0,7V ini disebut sebagai tegangan halang (barrier voltage). Diode yang terbuat dari bahan Germanium memiliki tegangan halang kira-kira 0,3V. Macam Macam DIODA Light Emmiting Dioda atau lebih dikenal dengan sebutan LED (light-emitting diode) adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi. Warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai, dan bisa juga dekat ultraviolet, tampak, atau inframerah. Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh dioda foto ini mulai dari cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X. Aplikasi dioda foto mulai dari penghitung kendaraan di jalan umum secara otomatis, pengukur cahaya pada kamera serta beberapa peralatan di bidang medis. Alat yang mirip dengan Dioda foto adalah Transistor foto (Phototransistor). Transistor foto ini pada dasarnya adalah jenis transistor bipolar yang menggunakan kontak (junction) base-collector untuk menerima cahaya. Komponen ini mempunyai sensitivitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan Dioda Foto. Hal ini disebabkan karena elektron yang ditimbulkan oleh foton cahaya pada junction ini di-injeksikan di bagian Base dan diperkuat di bagian Kolektornya. Namun demikian, waktu respons dari Transistor-foto secara umum akan lebih lambat dari pada Dioda-Foto. Dioda laser adalah sejenis laser di mana media aktifnya sebuah semikonduktor persimpangan p-n yang mirip dengan yang terdapat pada dioda pemancar cahaya. Dioda laser kadang juga disingkat LD atau ILD. Dioda laser baru ditemukan pada akhir abad ini oleh ilmuwan Universitas Harvard. Prinsip kerja dioda ini sama seperti dioda lainnya yaitu melalui sirkuit dari rangkaian elektronika, yang terdiri dari jenis p dan n. Pada kedua jenis ini sering dihasilkan 2 tegangan, yaitu: biased forward, arus dihasilkan searah dengan nilai 0,707 utk pembagian v puncak, bentuk gelombang di atas ( + ). backforward biased, ini merupakan tegangan berbalik yang dapat merusak suatu komponen elektronika. Dioda Zener Sebuah dioda biasanya dianggap sebagai alat yang menyalurkan listrik ke satu arah, namun Dioda Zener dibuat sedemikian rupa sehingga arus dapat mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas “tegangan rusak” (breakdown voltage) atau “tegangan Zener”. Dioda yang biasa tidak akan mengijinkan arus listrik untuk mengalir secara berlawanan jika dicatu-balik (reverse-biased) di bawah tegangan rusaknya. Jika melampaui batas tegangan rusaknya, dioda biasa akan menjadi rusak karena kelebihan arus listrik yang menyebabkan panas. Namun proses ini adalah reversibel jika dilakukan dalam batas kemampuan. Dalam kasus pencatuan-maju (sesuai dengan arah gambar panah), dioda ini akan memberikan tegangan jatuh (drop voltage) sekitar 0.6 Volt yang biasa untuk dioda silikon. Tegangan jatuh ini tergantung dari jenis dioda yang dipakai. Sebuah dioda Zener memiliki sifat yang hampir sama dengan dioda biasa, kecuali bahwa alat ini sengaja dibuat dengan tengangan rusak yang jauh dikurangi, disebut tegangan Zener. Sebuah dioda Zener memiliki p-n junction yang memiliki doping berat, yang memungkinkan elektron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi material tipe-p ke dalam pita konduksi material tipe-n. Sebuah dioda zener yang dicatu-balik akan menunjukan perilaku rusak yang terkontrol dan akan melewatkan arus listrik untuk menjaga tegangan jatuh supaya tetap pada tegangan zener. Sebagai contoh, sebuah diode zener 3.2 Volt akan menunjukan tegangan jatuh pada 3.2 Volt jika diberi catu-balik. Namun, karena arusnya tidak terbatasi, sehingga dioda zener biasanya digunakan untuk membangkitkan tegangan referensi, atau untuk menstabilisasi tegangan untuk aplikasi-aplikasi arus kecil. Tegangan rusaknya dapat dikontrol secara tepat dalam proses doping. Toleransi dalam 0.05% bisa dicapai walaupun toleransi yang paling biasa adalah 5% dan 10%. Efek ini ditemukan oleh seorang fisikawan Amerika, Clarence Melvin Zener. Mekanisme lainnya yang menghasilkan efek yang sama adalah efek avalanche, seperti di dalam dioda avalanche. Kedua tipe dioda ini sebenarnya dibentuk melalui proses yang sama dan kedua efek sebenarnya terjadi di kedua tipe dioda ini. Dalam dioda silikon, sampai dengan 5.6 Volt, efek zener adalah efek utama dan efek ini menunjukan koefisiensi temperatur yang negatif. Di atas 5.6 Volt, efek avalanche menjadi efek utama dan juga menunjukan sifat koefisien temperatur positif. Dalam dioda zener 5.6 Volt, kedua efek tersebut muncul bersamaan dan kedua koefisien temperatur membatalkan satu sama lainnya. Sehingga, dioda 5.6 Volt menjadi pilihan utama di aplikasi temperatur yang sensitif. Teknik-teknik manufaktur yang modern telah memungkinkan untuk membuat dioda-dioda yang memiliki tegangan jauh lebih rendah dari 5.6 Volt dengan koefisien temperatur yang sangat kecil. Namun dengan munculnya pemakai tegangan tinggi, koefisien temperatur muncul dengan singkat pula. Sebuah dioda untuk 75 Volt memiliki koefisien panas yang 10 kali lipatnya koefisien sebuah dioda 12 Volt. Semua dioda di atas, tidak perduli berapapun tenganan rusaknya, biasanya dijual dinamakan dioda Zener. Dioda SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah gate (G). SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda. Keguna SCR: Sebagai rangkaian Saklar (switch control) Sebagai rangkaian pengendali (remote control) Dioda adalah bentuk sederhana dari semikonduktor. Semikonduktor digunakan untuk mengendalikan arah elektron. Dioda mempunyai dua buah terminal yaitu Anoda dan Katoda. Resistansi untuk arah arus dari Anoda ke Katoda sangat kecil, sedangkan untuk arah arus dari Katoda ke Anoda sangat besar. Sehingga dioda dapat digunakan sebagai katup elektron searah. Elektron dapat melewati dioda pada satu arah (Anoda ke Katoda) tetapi tidak pada arah sebaliknya. Jenis-jenis dioda dan penggunaanya antara lain: Zener : Sebagai pembatas dan penentu tegangan. Kamu bisa membuat regulator tegangan yang mudah dan murah dengan menggunakan dioda zener. Light Emiting Diode (LED) : Saat dialiri arus, semua semikonduktor memancarkan sinar infra merah. LED menghasilkan sinar yang dapat dilihat. Silicon Controlled Rectifier (SCR) : SCR merupakan saklar elektronik yang bisa mengendalikan arus AC atau DC. SCR biasanya dijumpai pada rangkaian dimmer lampu. Rectifier : Rectifier berfungsi sebagai penyearah Arus ( AC ke DC ). Biasanya Rectifier lebih dikenal sebagai Dioda karena penyearah arus ialah fungsi dasar dari dioda, tetapi lebih spesifik lagi merupakan fungsi dari rectifier. Bridge Rectifier : Terdiri dari empat buah rectifier yang berhubungan satu sama lain ( membentuk formasi kotak ). Bridge rectifier menyearahkan arus ( AC ke DC ) dengan lebih efisien.

Selengkapnya......

Dasar Dasar Elektronika ( Transistor )

Transistor Transistor adalah suatu komponen aktif dibuat dari bahan semikonduktor. Ada dua macam transistor, yaitu transistor dwi kutub (bipolar) dan transistor efek medan (Field Effect Transistor – FET). Transistor adalah kependekan dari transfer resistor (resistor transfer), istilah yang memberikan petunjuk mengenai bagaimana perangkat tersebut bekerja; arus yang mengalir pada rangkaian output ditentukan oleh arus yang mengalir pada rangkaian input. Karena transistor adalah perangkat tiga terminal, satu elektroda harus digunakan secara bersama-sama oleh rangkaian input dan output. Transistor dikelompokkan ke dalam dua kategori (bipolar dan efek medan) dan juga dikelompokkan menurut bahan semikonduktor yang dugunakan untuk membuatnya (silikon/germanium) dan menurut bidang aplikasinya (misalnya pensaklaran frekuensi tinggi dan lain-lain). Berikut ini adalah kelas-kelas transistor: - Transistor frekuensi-rendah, Transistor yang dirancang secara spesifik untuk aplikasi-aplikasi frekuensi audio (Di bawah 100 kHz). - Transistor frekuensi-tinggi,Transistor yang dirancang secara spesifik untuk aplikasi-aplikasi frekuensi radio (100 kHz ke atas). - Transistor Daya (Power), Transistor yang bekerja pada level daya yang cukup tinggi (perangkat semacam ini biasanya dikelompokkan ke dalam jenis daya frekuensi audio dan frekuensi radio). - Transistor saklar, Transistor yang dirancang untuk aplikasi-aplikasi pensaklaran. - Transistor derau-rendah (low noise), transistor yang memiliki karakteristik derau-rendah dan yang ditujukan terutama untuk penguat sinyal amplitudo rendah. - Transistor tegangan-tinggi (high voltage), Transistor yang dirancang secara spesifik untuk menangani tegangan tinggi. - Transistor penggerak (driver), Transistor yang bekerja pada level daya dan tegangan menengah dan yang seringkali digunakan sebelum tahapan (daya) akhir yang bekerja pada level daya yang cukup tinggi. - Pengkodean Transistor Sistem eropa untuk mengklasifikasi melibatkan penggunaan kode alfanumerik yang terdiri dari dua huruf dan tiga angka (transistor serbaguna) atau tiga huruf dan dua angka (transistor khusus). Huruf pertama Huruf kedua Bahan Semikonduktor Aplikasi A Germanium B SilikonC Daya-rendah, frekuensi-rendah D Daya-tinggi, frekuensi-rendah E Daya-rendah, frekuensi-tinggi F Daya-tinggi, frekuensi-tinggi Huruf ketiga Pada kasus transistor untuk aplikasi-aplikasi khusus dan industri, huruf ketiga umumnya tidak memiliki arti penting. Contoh: - AF115, sebuah tansistor germanium serbaguna, daya-rendah, frekuensi-tinggi. - BFY51, sebuah transistor silikon khusus, daya-rendah, frekuensi-tinggi. - BC109, sebuah transistor silikon serbaguna, daya-rendah, frekuensi-rendah.

Selengkapnya......